Geothermal vs Batu Bara - Kisah Mahasiswa Teknik Perminyakan

Breaking

Kamis, 24 Agustus 2017

Geothermal vs Batu Bara




Geothermal vs Batu Bara

Latar Belakang

Indonesia merupakan sebuah negara yang sangat kaya akan hasil sumber daya yang melimpah baik dari sumber daya alam dan sumber daya buatan. Sebelum lanjut ke bahasan yang lebih jauh kita harus tahu perbedaan dari sumber daya alam dan sumber daya buatan terlebih dahulu. Yang pertama adalah sumber daya alam, sumber daya alam yaitu adalah sesuatu sumber yang berasal dari Alam yang merupakan pemberian dari Tuhan Yang Maha Esa yang bertujuan untuk menyejahterakan, membantu kehidupan manusia agar lebih baik contoh dari sumber daya alam ini adalah air, udara, dan sebagainya, asal bersumber dari alam dan dapat diperbarui adalah sumber daya alam. Kemudian untuk sumber daya buatan hampir serupa seperti sumber daya alam namun sumber tersebut merupakan modifikasi sumber daya alam yang dijadikan seolah-olah layaknya sumber daya alam, contohnya seperti budidaya ikan di kolam, yang dibudidayakan adalah ikan yang mana ikan adalah sumber daya alam yang kemudian kita modifikasi dengan cara membudidayakan dan tujuannya adalah agar kita dapat menjaga kelestarian dari ikan tersebut. Kemudian setelah kita membahas tentang sumber daya mari kita bahas mengenai geothermal dan batu bara sesuai judul yang akan kita bahas. Kemarin kita telah mempelajara mengenai apa itu goethermal, bagaimana asal mula terbentuknya, bagaimana cara pemanfaatannya dan sebagainya. Kemudian sekarang kita akan membahas mengenai batu bara, batu bara atau yang sering disebut sebagai coal adalah sebuah sumber daya alam yang berasal dari batuan sedimen yang memiliki kandunga hydrocarbon yang berasal dari sisa-sisa fosil baik itu tumbuhan atau hewan yang terendapkan selama berjuta-juta tahun. Menurut Bukit Asam[1] Batu bara sendiri memiliki klasifikasinya berdasar pada kualitas batu bara tersebut diantaranya:
  • Lignit/ Brown Coa : Warna batu bara ini berwarna kecoklatan, kandungan air dalam batu bara ini masih terbilang tinggi, kandungan karbon padatan rendah, kandungan unsur karbon terbang tinggi, mudah teroksidasi, daya panas rendah
  • Subbituminous – Bituminous : warna hitam, material terkompasi secara baik, kandungan air sedang cenderung ke sedikit, karbon padat sedang, karbon terbang sedang, kemudian agak sulit untuk teroksidasi, daya panas yang dihasilkan mediocre
  • Antrasit : warna hitam mengkilat, terkompasi menyeluruh dan kuat, kandungan air rendah, kandungan karbon padat tinggi, karbon terbang rendah, relatif sulit teroksidasi, daya panas yang diantarkan sangat bagus, sangat panas, dan efisien
  • Gambut material belum terkompaksi secara menyeluruh, kemudian dari segi kandungan air di dalam batu bara jenis peak masih banyak kandungan airnya, tingkat kandungan karbon padat sangat rendah, kemudian dari segi kandungan unsur karbon terbang jumlahnya sangat tinggi, mudah teroksidasi, sehingga dari aspek-aspek diatas maka hasil pembakaran dari batu bara jenis gambut ini sangat rendah, daya panas yang dihasilkan sangat rendah.
Diatas merupakan klasifikasi mengenai batu bara secara kualitas, kemudian kita akan membahas sesuai judul yang sudah dipaparkan mengenai perbandingan penggunaan geothermal dan batu bara dalam pembangkit listrik

Pembahasan

Geothermal dan Batu bara sejatinya adalah sumber penggerak utama dari sebuah PLTU namun dari sumber energi ini Batu Bara lah yang masih sering digunakan karena dari segi deveolopment dan cost prodcution geothermal sangatlah mahal, sekalipun Indonesia merupakan pemroduksi geothermal terbesar di dunia namun geothermal di Indonesia tidak bisa dimanfaatkan sepenuhnya karena beberapa reservoir sendiri terletak di beberapa kawan hutan lindung konservasi ataupun cagar alam yang mana kita tidak bisa melakukan production ataupin proccesing di daerah tersebut karena ada undang-undang yang mengatur tentang proses eksplorasi tambang dan sumber energi di sektor hutan lindung dan cagar alam. Sehingga batu bara masih menjadi andalan sumber energi Pembangkit Listrik Tenaga Uap di Indonesia. Kita tahu juga bahwa Menurut Dickson[2] dalam artikel “10 Negara Penghasil Batu Bara Terbesar di Dunia” di dalam artikel tersebut disajikan beberapa data yang mengenai jumlah produksi batu bara di beberapa negara, kemudian untuk Indonesia sendiri menempati urutan ke-3 dengan jumlah produksi sebesar 281 Juta Ton, Konsumsi batu bara di Indonesia sendiri menunjukkan angka 60.8 Juta Ton. Rata-rata batu bara di Indonesia di gunakan sebagai bahan pembangkit generator melalui uap untuk menjalankan generator. Lalu yang mana lebih baik Geothermal atau Batu Bara? Mari kita ulas bersama. Yang pertama akan kita bahas adalah batu bara, kita tahu bahwa batu bara merupakan golongan bahan bakar fossils yang berasal dari fossil-fossil hewan atau tumbuhan yang sudah mati jutaaan tahun lalu, di atas telah dijelaskan kandungan karbon dari beberapa jenis-jenis batu bara, dan rata-rata batu bara memiliki kandungan karbon yang tinggi. Kemudian segi resources batu bara memang mudah di dapatkan di Indonesia karena jumlah batu bara cukup banyak di Indonesia. Namun apakah kalian tahu apakah dampak yang dihasilkan oleh penggunaan batu bara sebagai pembangkit listrik? Menurut Hasan, Akhmad Muawal[3] dalam artikel berjudul “Indonesia Pengekspor Batu Bara Terbesar di Dunia” di artikel tersebut dikatakan bahwa dalam pengolahan energi bersumber batu bara akan menghasilkan beberapa polusi-polusi yang dapat menyebabkan pencemaran lingkungan yang contohnya seperti NOx dan SO3. Yang mana polutan ini akan menyebabkan pencemaran udara dan akan menimbulkan beberapa penyakit apabila terdapat warga sekitar yang tinggal di daerah PLTU tersebut. Namun apabila kita bandingkan Batu Bara dengan Geothermal, Geothermal menang telak di dalam “tingkat kebersihan” yang mana geothermal tidak menimbulkan polutan yang berbahaya bagi manusia, geothermal dalam proses pengolahan hanya akan mengeluarkan uap panas sehingga potensi pencemaran lingkungan tidak ada, hanya saja lingkungan PLTP atau Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi tersebut cenderung agak panas karena luapan-luapan asap panas yang berasal dari dalam bumi namun tidak membahayakan. Namun apabila kita melihat dari sudut pandang keekonomisan, Batu Bara adalah juaranya dari segi resources kita melimpah, cost production tidak semahal geothermal, eksplorasi yang mudah, namun ada satu catatan bahwa batu bara memiliki potensi kepunahan apabila dieksploitasi secara terus menerus yang mana batu bara ini adalah sumber daya alam tak terbarukan sehingga mungkin suatu saat akan habis. Di satu sisi geothermal memang sumber daya terbarukan dan mungkin akan selalu ada karena geothermal bergantung pada aktivitas bumi yang mana itu akan selalu tersedia, namun di aspek cost production, perawatan, biaya eksploitasi akan lebih mahal. Namun apa guna energi yang efisien, cost production murah apabila akan membahayakan negeri dan masyrakatnya sendiri, lebih baik mencari sumber energi alternatif yang memang bisa menyejahterakan masyarakatnya namun tetap ekonomis, resources melimpah, dan tidak membahayakan lingkungan dan warganya, contohnya seperti PLTSa, Hydropower, Wind Energi, Wave Energi dan sebagainya

Penutup

Jadi, apabila kita menyandingkan kedua sumber energi ini memang akan menemui beberapa kelebihan dan kekurangan, namun mana yang lebih baik? Menurut opini saya apabila dilihat dari segi resources, dan bahan buangannya tetap yang juara adalah Geothermal mengapa? Karena resources geothermal di Indonesia nomor satu di Dunia kemudian dari segi bahan buangan atau polusi geothermal lebih ramah lingkungan dibandingkan dengan batu bara karena geothermal hanya memancarkan asap panas dan kandungannya CO2 sehingga tidak membahayakan, sedangkan di satu sisi batu bara memang murah dari cost production, namun apabila kita melihat dari kaca perspektif lingkungan, polutan dari batu bara ini sangat berbahaya dan memang sempat beberapa kali terjadi demo tentang PLTU Batu Bara ini karena melakukan pencemaran di lingkungan sekitar. Namun apabila geothermal belum dapat dioptimalkan di Indonesia mengingat beberapa reservoir geothermal sendiri terdapat di wilayah konservasi dan hutan lindung, kita bisa mencoba beralih ke energi alternatif yang ramah lingkungan dan lebih murah dalam produksinya seperti wave energy dan Hydropower. Sehingga dihimbau untuk masyarakat agar bisa menggunakan energi sebijak mungkin agar negara ini bisa sejahtera dalam sektor energi, dan apabila kita bijak dalam menggunakan energi, secara tak langsung kita mendukung gerakan pemerintah dalam diversifikasi energi yang mana tujuannya adalah mencapai kesejahteraan energi yang ramah lingkungan lebih lagi dapat menjadi pionir eco-energy di Dunia. Salam energi! Salam Eco-Energi

Untuk kalian yang memiliki rasa keinginintahuan yang tinggi mengenai Sumber Energi dan Mineral di Indonesia. Kalian bisa cek post-post di https://www.esdm.go.id di web resmi kementrian ESDM kalian akan menemukan informasi menarik, tulisan ilmiah, dan berita terkini mengenai sumber energi dan mineral di Indonesia. Kuy cek esdm.go.id

Referensi

[1] PTBA (Bukit Asam). 2014. “Jenis-Jenis Batu Bara” : http://www.ptba.co.id/id/knowledge/index/4/jenis-jenis-batubara
Diakses Pada 22 Agustus 2017, Pukul 13.00 WIB

[2] Dickson. Tahun Tidak Diketahui. “http://ilmupengetahuanumum.com/10-negara-penghasil-batu-bara-terbesar-di-dunia/
Diakses Pada 22 Agustus 2017, Pukul 15.19 WIB

[3] Hasan, Akhmad Muawal. 2016. “Indonesia Pengekspor Batu Bara Terbesar di Dunia” : https://tirto.id/indonesia-pengekspor-batu-bara-terbesar-di-dunia-bnYA
Diakses Pada 22 Agustus 2017, Pukul 17.23 WIB

[4] Ilustrasi Gambar https://www.desmog.ca/sites/beta.desmogblog.com/files/blogimages/geothermal.jpg

Tidak ada komentar:

Posting Komentar