Efisiensi Hydropower di Indonesia - Kisah Mahasiswa Teknik Perminyakan

Breaking

Selasa, 29 Agustus 2017

Efisiensi Hydropower di Indonesia



Efisiensi Hydropower di Indonesia


Latar Belakang

Kita tahu bahwa Indonesia adalah negara yang sangat kaya akan sumber dayanya, baik sumber daya alami atau buatan. Indonesia sendiri pada dasarnya adalah negara kepulauan yang mana jumlah pulau di Indonesia mencapai kurang lebih 17500 dan hal ini diperkuat dengan penyataan Kepala Pushidrosal, Laksamana Muda TNI Harjo Susmoro[1] dalam artikel berita berjudul “Catat Ini Jumlah Pulau di Indonesia yang sebenarnya” dalam artikel tersebut Laksamana Muda TNI Harjo Susmoro mengatakan bahwa terdapat 17.500 Pulau yang ada di Indonesia dan data ini berasal dari Pushidrosal (Pusat Hidro-Oseanografi Tentara Nasional Indonesia Angkatan Laut) yang mana data tersebut ialah valid. Jadi dengan negara Indonesia yang berbentuk kepulauan maka bisa disimpulkan bahwa jumlah perairan yang ada di Indonesia akan lebih banyak apabila dibandingkan oleh daratan, dan memang benar adanya luas daratan dibanding luas lautan sebesar sepertiga daratan dibanding dengan duapertiga lautan, oleh sebab itu Indonesia memiliki gelar Negara Maritim karena hamparan perairannya yang sangat luas tersebar di Indonesia. Nah dengan kondisi geografi yang seperti ini tentunya ada suatu keuntungan tersendiri yang didapatkan oleh Indonesia tergantung kita melihat dari perspektif yang seperti apa, sebagai contoh apabila kita melihat keuntungan banyaknya perairan yang ada di Indonesia dengan perspektif pariwisata, tentu Indonesia akan menang telak dari beberapa negara Asean karena sejatinya perairan Indonesia lebih kaya ketimbang negara-negara asean tersebut, kemudian apabila kita berpandang dengan perspektif ekonomi yang mana Menurut Dr. Achmad [2] dalam artikel yang berjudul “Laut Indonesia Punya Potensi Besar Angkat Perekenomian Indonesia” dalam artikel tersebut dikatakan bahwa perairan Indonesia sebenarnya sangat kaya akan sumber daya perairannya, jadi apabila Indonesia dapat mengelola sumber perairan ini maka Indonesia akan sangat untung karena prospek penghasilan dari sumber daya perairan ini mencapai 800 Miliar US Dollar, yang mana dana ini bisa dialokasikan ke sektor-sektor yang “kurang” sehingga sektor tersebut bisa berjalan kembali secara optimal. Setelah kita berbicara mengenai keuntungan akibat geografis Indonesia sehingga perairan Indonesia memiliki sumber daya yang melimpah, di satu sisi selain kita melihat dengan perspektif energi, sejatinya karena Indonesia merupakan negara yang memiliki perairan yang luas, sehingga sangat cocok dimanfaatkan untuk sebuah sumber energi baru dan terbarukan, yaitu hydropower

Pembahasan

Nah dalam pemaparan diatas kita sudah mengerti mengenai bagaimana sih keadaan geografis Indonesia saat ini dan kita dapat melihat berbagai peluang dan berbagai manfaat yang didapatkan dengan kondisi geografis Indonesia. Di atas dipaparkan bahwa jumlah perairan di Indonesia lebih banyak ketimbang daratannya sehingga hal ini sangat berpotensi baik untuk dijadikan sumber energi berbasis aliran arus air yang sering disebut dengan hydropower plant. Tempo hari kita telah mengertahui apa saja komponen yang dibutuhkan dalam pembuatan sebuah hydropower plant, dan apa saja tipe-tipe dari hydropower plant yang bergantung pada kompleksitas suatu komponen penyusunnya, aliran debit air, hingga output energi yang dihasilkan. Menurut HEESI (Handbook of Energy and Economic Stastic Indonesia) 2016[3]  Energi Indonesia masih di dominasi oleh sektor Fossils Energy  dengan persentase sebagai berikut (berdasar pada statistik riset tahun 2015), Minyak Bumi dengan persentase sebesar 31.49% , Gas Alam dengan persentase sebesar 19.04%, dan Batu Bara dengan persentase sebesar 24.82% dengan total semua adalah 75.35%. Memang tak bisa dipungkiri bahwa Indonesia memang penghasil terbesar dari tiga sumber energi tersebut, namun perlahan Indonesia juga melakukan eksploitasi terhadap renewable energy berikut adalah persentase dari produksi dan penggunaan renewable energy, Biomassa dengan persentase sebesar 21.05%, kemudian Hydropower dengan persentase sebesar 2.36%, lalu ada Geothermal dengan persentase sebesar 1.11% , kemudian yang terakhir ada Biofuel dengan persentase sebesar 0.13% Dalam data yang dipaparkan di HEESI terdapat persentase penggunaan hydropower di Indonesia hanya 2.36% saja dalam total sumber energi yang ada di Indonesia, mengapa demikian bisa terjadi? Karena sejatinya pembuatan sebuah hydropower plant untuk skala besar membutuhkan investasi yang cukup besar karena kita harus membangun dam terlebih dahulu lalu melakukan rekayasa permodelan aliran air yang presisi agar hasil yang diharapkan agar optimal, sehingga cost production dari pembangunan hydropower plant cukup mahal. Namun jangan khawatir karena pemerintah sekarang telah mengupayakan tentang adanya pembangunan hydropower di Indonesia dengan skala besar. Menurut Ferial[4] dalam artikel berjudul “10 Tahun Mendatang, 6300 Mw PLTA Akan Dibangun” dalam artikel tersebut kita dapat menyimpulkan bahwa pemerintah sangat peduli akan potensi sumber energi yang ada di Indonesia. Pembangkit listrik tenaga air atau hydropower plant ini sebenarnya sudah sangat banyak penerapannya di Indonesia, dengan bukti adanya beberapa Hydropower Plant yang cukup banyak dan tersebar di seluruh Indonesia Menurut Idris, Muhammad[5] dalam artikel berjudul “Melihat Lebih Dekat PLTA Terbesar di Indonesia yang dibangun di Perut Bumi” di dalam artikel tersebut dikatakan bahwa Indonesia memiliki PLTA yang cukup besar potensinya, sekaligus PLTA yang unik dan PLTA tersebut menjadi PLTA terbesar di Indonesia yang berlokasi di Desa Cadas, Kecamatan Tegal Waru, Kab. Purwakarta. PLTA tersebut memiliki output energi sebesar 1008 megawatt, dan PLTA ini dikatakan unik karena lokasinya yang berada di kedalam 200 meter dalam bumi, dan apabila ingin masuk ke dalam PLTA tersebut harus melalui sebuah lorong panjang. PLTA ini dibuat untuk menjadi energi cadangan apabila PLTU dan PLTG mengalami pemberhentian operasi sementara untuk perbaikan. Namun di satu sisi ada hal yang kurang mengenakkan yaitu Indonesia yang notabene adalah negara kepulauan yang memiliki periaran yang memadai namun PLTA kita kalah dengan China. Menurut Aprillia Ika[6] dalam artikel berjudul “72 Tahun Merdeka, Mengapa Pembangunan PLTA di Indonesia Masih Minim?” dalam artikel tersebut dikatakan bahwa selama 72 tahun ini sejak Indonesia merdeka, pengembangan PLTA masih sangat minim, mengapa dikatakan minim karena hasil output dari pembangkit listrik tenaga air di Indonesia tidak sesuai ekspektasi, ekspektasi output energi yang dihasilkan dengan berdasar pada jumlah perairan dan sumber daya manusia, seharusnya Indonesia mampu menghasilkan 72 Gigawatt namun nyatanya yang dihasilkan Indonesia sampa saat ini hanya mencapai 4.2 Gigawatt, angka tersebut memang sangat terpaut jauh, jadi inilah sebuah “PR” bagi para petinggi negara dan pengelola negara di sektor energi untuk memaksimalkan potensi dari sumber daya air ini. Dan hal yang lebih menyedihkan adalah PLTA di Indonesia masih kalah saing dengan PLTA yang ada di China. Lalu apa saja faktor yang menyebabkan kurang pesatnya perkembangan PLTA di Indonesia yang pertama adalah masalah finansial, kemudian yang kedua adalah faktor alam.

Penutup

Jadi, setelah kita mengetahui profil geografi Indonesia secara umum, kita bisa mengetahui sumber energi apa yang cocok untuk dikembangkan secara menyeluruh dan masif, dan jawabannya adalah Hydropower, Hydropower merupakan suatu renewable energy yang sumbernya sangat banyak di Indonesia, karena kita tahu bahwa Indonesia merupakan negara kepulauan yang duapertiganya adalah lautan atau perairan sehingga sangat cocok sekali energi ini apabila diimplementasikan secara maksimal, dan hal ini diperkuat dengan data dari HEESI 2016 bahwa penggunaan renewable energy pada tahun 2015 untuk hydropower mencapai sebesar 2,36%. Kemudian pada masalah efisiensi dari hydropower, hydropower sangat efisien sekali apabila dikembangkan dan diimplementasi kepada daerah-daerah yang memiliki perairan yang berpotensi sebagai sumber energi dari Hydropower Plant. Dan menurut opini saya adalah untuk permasalahan listrik yang belom masuk ke desa-desa 3T maka program Mini Hydro Powerplant sangat cocok digunakan karena pengoperasian yang tak sulit, dan biaya investasi murah, dan listriknya cukup untuk menerangi Desa 3T tersebut sehingga Pemerintah bisa fokus kepada hal lainnya karen program dari Mini Hydro Power Plant ini sudah memecahkan masalah penduduk Indonesia mengenai kelistrikan di desa 3T. Jadi intinya adalah hydropower ini akan sangat efisien apabila dikelola dengan benar dan tepat sehingga Indonesia bisa sejahtera dalam sektor energi

Untuk kalian yang memiliki rasa keinginintahuan yang tinggi mengenai Sumber Energi dan Mineral di Indonesia. Kalian bisa cek post-post di https://www.esdm.go.id di web resmi kementerian ESDM kalian akan menemukan informasi menarik, tulisan ilmiah, dan berita terkini mengenai sumber energi dan mineral di Indonesia. Kuy cek esdm.go.id

Referensi 

[1] Laksamana Muda TNI Harjo Susmoro. 2017. “Catat, Ini Jumlah Pulau di Indonesia yang sebenarnya : http://www.viva.co.id/berita/nasional/927968-catat-ini-jumlah-pulau-di-indonesia-yang-sebenarnya
Diakses Pada 27 Agustus 2017, Pukul 23.45 WIB

[2] Dr. Achmad. 2015. “Laut Indonesia Punya Potensi Besar Angkat Perekenomian Indonesia” : http://www.umy.ac.id/laut-indonesia-punya-potensi-besar-angkat-perekonomian-indonesia.html
Diakses Pada, 28 Agutus 2017 Pukul 15.00 WIB

[3] HEESI (Handbook Of Energy and Economic Statistic Of Indonesia). Jakarta. 2016. “Handbook Of Energi and Economic Statistic Of Indonesia”. ISSN 2528-3464. Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia.

[4] Ferial. 2014. “10 Tahun Mendatang, 6300 Mw PLTA Akan Dibangun” : http://ebtke.esdm.go.id/post/2014/11/27/727/sepuluh.tahun.mendatang.6.300.mw.plta.akan.dikembangkan
Diakses Pada, 28 Agustus 2017, Pukul 20.45 WIB

[5] Idris, Muhammad. 2015. “Melihat Lebih Dekat PLTA Terbesar di Indonesia yang dibangun di Perut Bumi” https://finance.detik.com/energi/3044074/melihat-lebih-dekat-plta-terbesar-di-indonesia-yang-dibangun-di-perut-bumi
Diakses Pada 28 Agustus 2017, Pukul 23.00 WIB

[6] Aprillia Ika. 2017. “72 Tahun Merdeka, Mengapa Pembangunan PLTA di Indonesia Masih Minim?” :http://ekonomi.kompas.com/read/2017/06/03/192637226/72.tahun.merdeka.mengapa.pembangunan.plta.di.indonesia.masih.minim
Diakses Pada 29 Agustus 2017, Pukul 00.10 WIB

[7] Ilustrasi Cover : http://crossriverwatch.com/wp-content/uploads/2015/07/hydro-power-plant.jpg
Diakses Pada 29 Agustus 2017, Pukul 05.12 WIB

Tidak ada komentar:

Posting Komentar