Potensi Angin Sebagai Renewable Energy di Indonesia - Kisah Mahasiswa Teknik Perminyakan

Breaking

Minggu, 27 Agustus 2017

Potensi Angin Sebagai Renewable Energy di Indonesia



Potensi Angin Sebagai Renewable Energy di Indonesia

Latar Belakang

Kita tahu bahwa baru-baru ini pemerintah sedang menggalakkan program diversifikasi energi yang mana program ini bertujuan untuk menggantikan fossils energy yang dinilai menurun angka keekonomisannya dan di sisi lain tujuan ini bertujuan untuk menjaga kestabilan ketahanan energi di Indonesia dan juga sebagai langkah untuk mendapatkan depletion premium yang mana arti dari depletion premium adalah sebuah dana yang digunakan untuk pengembangan sumber daya tidak terbarukan untuk diinvestasikan dan fungsinya adalah mengganti sumber daya yang yang telah digunakan saat ini dan nilainya sebanding di masa mendatang. Lalu apa guna dari depletion premium? Gunanya adalah menjaga sumber daya sekarang yang ada dan yang kita ekplorasi, eksploitasi, dan di produksi agar bisa dinikmati juga kepada anak cucu kita kelak di masa depan yang mendatang. Kemudian pada artikel ini akan dipaparkan mengenai bagaimana potensi angin sebagai renewable energi di Indonesia, apakah akan mendatangkan dampak baik? Atau malah sebaliknya, mari kita ulas dalam artikel nanti di sesi pembahasan. Tujuan ditulisnya artikel ini selebihnya untuk pemaparan mengenai renewable energy terutama yang sumbernya dari angin dan dalam artikel ini nanti kita akan melihat dari berbagai perspektif apakah Angin ini cocok sebagai renewable energy yang dikembangkan secara massive. Kalau kita berkaca kepada HEESI (Handbook of Energy and Economic Stastic Indonesia) 2016[1]  Energi Indonesia masih di dominasi oleh sektor Fossils Energy  dengan persentase sebagai berikut (berdasar pada statistik riset tahun 2015), Minyak Bumi dengan persentase sebesar 31.49% , Gas Alam dengan persentase sebesar 19.04%, dan Batu Bara dengan persentase sebesar 24.82% dengan total semua adalah 75.35%. Memang tak bisa dipungkiri bahwa Indonesia memang penghasil terbesar dari tiga sumber energi tersebut, namun perlahan Indonesia juga melakukan eksploitasi terhadap renewable energy berikut adalah persentase dari produksi dan penggunaan renewable energy, Biomassa dengan persentase sebesar 21.05%, kemudian Hydropower dengan persentase sebesar 2.36%, lalu ada Geothermal dengan persentase sebesar 1.11% , kemudian yang terakhir ada Biofuel dengan persentase sebsar 0.13%. Kemudian kemana renewable energy yang lain yang ada di Indonesia? Sisanya terdapat Solar Cell Energy, kemudian Wind Energi atau energi angin dengan persentase yang rendah sehingga tidak dimasukkan ke dalam list. Jadi apakah energi angin ini penggunaannya masih sedikit di Indonesia? Mari kita ulas bersama di pembahasan

Pembahasan

Dengan pokok bahasan energi angin sebagai pembangkit listrik di Indonesia apakah berpotensi atau tidak? Sebenarnya tergantung penempatan dan pemanfaatannya. Apakah di Indonesia pemanfaatan energi angin atau wind energy sangat dikembangkan? Menurut opini pribadi saya energi angin atau wind energy ini belum sepenuhnya dikembangkan secara baik, karena mungkin saja pemerintah merasa masih ada sumber energi baru dan terbarukan yang masih bisa dioptimalkan seperti hydropower dan geothermal. Mengapa demikian? Karena sejatinya curah angin atau kekuatan hempasan angin di Indonesia ini kurang memadai untuk sektor pembangkit litrik energi bayu karena Menurut LIPI[2] dalam artikel berjudul “Pengembangan Energi Angin Memungkinkan” di dalam artikel tersebut dikatakan bahwa kecepatan rata-rata angin di Indonesia hanya mencapai dibawah 5.9 Meter/Detik yang mana kecepatan angin di Indonesia ini dimanfaatakan sebagai pembangkit listrik di Indonesia nampaknya akan kurang efisien, dan tentu kurang dalam segi keekonomisannya. Namun jangan khawatir kawan ternyata di Indonesia ada juga daerah yang memiliki kecepatan angin melebihi rata-rata, dalam artikel LIPI tersebut dipaparkan tentang peta potensi angin yang dibuat oleh LAPAN (Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional) memaparkan bahwa ada 120 lokasi yang memiliki kekuatan angin melebihi rata-rata di Indonesia yang besarnya mencapai lebih dari 5.5 meter/ detik lokasi tersebut tersebar di Nusa Tenggara Timur, Nusa Tenggara Barat, Sulawesi Selatan, Selatan Pantai Jawa. Beberapa daerah tersebut akan dijadikan lokasi Pembangkit Listrik Tenaga Bayu, lalu bagaimana lokasi yang hanya memiliki kecepatan angin sebsar 4 meter/detik hingga 5 meter/detik? Tetap akan dijadkan sebagai pembangkit listrik tenaga bayu atau angin namun untuk skala kecil atau skala rumahan saja karena output energi yang dikeluaran hanya mencapai 10-100 Kilowatt sehingga cocok sekali untuk skala rumahan. Bukan hanya itu saja kawan, untuk kecepatan angin yang rendah sekalipun tetap dimanfaatkan semaksimal mungkin, contohnya seperti kincir angin yang ada di Indramayu, Jawa Barat yang terdapat sekitar kurang lebih 40 Kincir Angin (Data 2007) nah kincir angin tersebut digunakan untuk penggunaan pompa air sehingga kita tidak memerlukan daya listrik untuk pompa air, hanya dengan memanfaatkan angin yang ada. Walau kecepatan angin yang ada di Indramayu hanya mencapai 3 meter/detik namun dimanfaatkan sebagai pompa pengairan kebun, dengan investasi 60 juta, maka kita sudah dapat membuat pompa air pengairan tanpa membutuhkan listrik tambahan, dengan kecepatan angin yang kurang dari 3 meter/detik ini kita bisa memompa air sebesar 2.7 meter kubik dalam satu jam. Kincir angin ini dinamakan EGRA (Energi Gratis). EGRA ini sangat berjasa bagi petani di Indramayu, berkat Kincir Angin EGRA dapat mengari perkebunan mangga yang luasnya mencapai 10 Hektar dan biasanya sebelum menggunakan EGRA, para petani biasanya menggunakan diesel untuk pompa aiar yang mana membutuhkan solar dan biayanya sangat mahal untuk satu hari pengairan bisa menghabiskan dana sekitar 132.000 Rupiah dan sekarang berkat Kincir angin EGRA biaya yang dikeluarkan hanya sebesar 500.000 rupiah dalam satu tahun dan hanya untuk biaya pemeliharaan kincir angin. Dengan data yang disampaikan di atas memang benar adanya, Indonesia sekarang memiliki PLTB Terbesar di Indonesia lokasinya di Makassar, Sulawesi berarti dengan hal ini benar adanya data tentang potensi angin yang dibuat oleh LAPAN mengenai potensi angin yang cocok. Menurut ANTARA[3] dalam artikel berjudul “PLTB Sidrap Akan Menjadi Pembangkit Listrik Tenaga Bayu Terbesar di Indonesia” dalam artikel tersebut dikatakan bahwa PLTB ini akan menghasilkan output energi sebesar 70 Megawatt dengan proses pembangunan akan selesai di akhir 2018, sekarang ini sedang proses pembangunan. Dan artikel tersebut dikuatkan dengan artikel dari Tribun Makassar, Menurut Mulyadi[4] dalam artikel berjudul “Tower Kincir Angin PLTB Sidrap Mulai Dikirim, Ini Tanggal Tibanya” dikatakan bahwa tower PLTB dan turbin akan segera datang di Makassar yang mana artinya, Era PLTB akan semakin dekat, dan semoga dengan adanya PLTB ini akan menyejahterakan rakyat Indonesia di Sektor Energi.

Penutup

Jadi setelah kita mengerti tentang definisi umum tentang energi bayu, kemudian proses ekplorasi, hingga dapat dinikmati masyarakat kita harus bisa menganalisis apakah energi angin ini di Indonesia berpotensi bagus atau tidak? Namun menurut opini saya dan beberapa penguat argumen seperti makalah, dan berita saya menyimpulkan bahwa energi angin di Indonesia ini sangat berpotensi, memang benar adanya bahwa kecepatan angin di Indonesia rata-rata kurang dari 5.9 meter/detik namun bukan berarti bahwa lokasi yang memiliki kecepatan angin di Indonesia tidak bisa dimanfaatkan, EGRA adalah salah satu contoh pemanfaatan energi angin dengan memperhatikan aspek pengabdian masyarakat dengan membantu petani mangga dalam pengairan kebun, nah untuk lokasi yang memiliki kecepatan angin di atas rata-rata seperti Nusa Tenggara Timur, Nusa Tenggara Barat, Sulawesi Selatan, Pesisir Pantai Selatan Jawa bisa dimanfaatkan sebagai Pembangkit Listrik Tenaga Bayu skala besar dan tentunya hal ini adalah gerakan mendukung program pemerintah yaitu diversifikasi energi dan tentunya dapat menyejahterakan. Jadi intinya Energi angin di Indonesia sangat berpotensi baik dari segala sektor, semua tergantung bagaimana lokasi dan penempatan dari pemanfaatan energi angin tersebut. Salam Energi!

Untuk kalian yang memiliki rasa keinginintahuan yang tinggi mengenai Sumber Energi dan Mineral di Indonesia. Kalian bisa cek post-post di https://www.esdm.go.id di web resmi kementerian ESDM kalian akan menemukan informasi menarik, tulisan ilmiah, dan berita terkini mengenai sumber energi dan mineral di Indonesia. Kuy cek esdm.go.id

Referensi

[1] HEESI (Handbook Of Energy and Economic Statistic Of Indonesia). Jakarta. 2016. “Handbook Of Energi and Economic Statistic Of Indonesia”. ISSN 2528-3464. Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia.

[2] LIPI. 2007. “Pengembangan Energi Angin Memungkinkan” : http://www.energi.lipi.go.id/utama.cgi?cetakartikel&1177294977
Diakses Pada, 27 Agustus 2017, Pukul 12.29 WIB

[3] Antara. 2017. “PLTB Sidrap Akan Menjadi Pembangkit Listrik Tenaga Bayu Terbesar di Indonesia” : http://www.beritasatu.com/nasional/444359-pltb-sidrap-akan-jadi-pembangkit-listrik-tenaga-bayu-terbesar-di-indonesia.html
Diakses Pada, 27 Agustus 2017 Pukul 13.22 WIB

[4] Mulyadi. 2017. “Tower Kincir Angin PLTB Sidrap Mulai Dikirim, Ini Tanggal Tibanya” : http://makassar.tribunnews.com/2017/08/15/tower-kincir-angin-pltb-sidrap-mulai-dikirim-ini-tanggal-tibanya
Diakses Pada, 27 Agustus 2017, Pukul 14.07 WIB

[5] Ilustrasi Cover : https://sgimage.detik.net.id/community/media/visual/2017/06/23/b05fbeb3-0a81-4f44-91a6-f18c89929366.jpg?a=1
Diakses Pada, 27 Agutus 2017, Pukul 16.45 WIB

Tidak ada komentar:

Posting Komentar