Kelebihan dan Kekurangan Pembangunan PLTS di Seluruh Desa Indonesia - Kisah Mahasiswa Teknik Perminyakan

Breaking

Selasa, 22 Agustus 2017

Kelebihan dan Kekurangan Pembangunan PLTS di Seluruh Desa Indonesia




Kelebihan dan Kekurangan Pembangunan PLTS di Seluruh Desa Indonesia


Latar Belakang

Kemarin kita telah berbicara tentang apa itu Pembangkit Listrik Tenaga Surya atau yang sering disebut dengan Solar Cell. Tempo hari kita telah membahas secara sistematis dari pembentukan suatu pembangkit listrik tenaga surya, dimulai dari pembahasan secara umum mengenai apa itu tentang sumber energi surya atau matahari, kemudian berapa jarak bumi dengan matahari, output tenaga dari sumber matahari, mekanisme pemanfaatan sumber energi matahari, mekanisme pembuatan pembangkit listrik tenaga surya, penjelasan solar cell panel atau panel sel surya yang cocok digunakan oleh sebuah perusahaan listrik di suatu negara untuk membangun sebuah instalasi Pembangkit Listrik Tenaga Surya yang mana panel surya itu tidak boleh sembarangan dalam hal pemilihan karena akan berefek pada output energy yang dihasilkan oleh sinar matahari dan apabila kita salah dalam memilih suatu panel surya yang andai kata akan ditempatkan di suatu gurun pasir dengan suhu yang extreme namun panel suryanya berbentuk Parabola Concentrator yang mana kurang tahan terhadap panas, maka secara tanpa kita sadari lama kelamaan ketahanan dari solar cell panel atau panel sel surya tersebut durability atau daya tahannya akan berkurang dan apabila suhunya makin extreme bisa saja kaca pemantul sinar akan panas karena saking tidak kuatnya menahan panas yang di pancarkan oleh matahari di gurun tersebut. Menurut Simorangkir, Eduardo[1] yang dimuat dalam berita Detik dengan judul “Mengintip Pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Surya Terbesar di RI” Menurut opini pribadi saya program Pembangkit Listrik Tenaga Surya di Indonesia sudah diterapkan sangat baik apalagi program presiden RI Bapak Joko Widodo mengenai program Nawa-Cita dengan program pemasangan LTSHE di desa 3T, dan untuk skala besarnya Pembangkit Listrik Tenaga Surya di Indonesia contohnya adalah PLTS Oelpuah, plts tersebut berlokasi di Desa Oelpuah, NTT. Mengapa bisa dikatakan baik? Karena menurut saya dengan pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Surya ini merupakan sebuah baby step atau langkah kecil yang ditempuh oleh Indonesia untuk menciptakan sumber energi baru dan terbarukan yang sangat efisien mengingat dengan output energi yang dikeluarkan oleh Pembangkit Listrik Tenaga  Surya sendiri. Namun apabila kita telisik kembali apa kekurangan dan kelebihan dari Pembangkit Listrik Tenaga Surya sepertinya sangat hangat dan tentu menarik apabila kita bahas secara mendalam.

Pembahasan

Mari kita membahas secara umum apa saja kelebihan dan kekurangan dari Pembangkit Listrik Tenaga Surya sendiri tanpa melihat keadaan lingkungan dan kondisi, jadi yang pertama mari kita bahas mengenai kelebihannya secara umum, kelebihan dari Pembangkit Listrik Tenaga Surya sendiri menurut saya sangat banyak dimulai dari Output energinya yang berkisar di angka 5-10 Mw dengan kapasitas skala kecil dan dengan construction cost yang nampaknya masih terbilang terjangkau apabila kita menyandingkan pembangkit listrik surya kita kepada negara lain seperti yang ada di Kawasaki di Jepang, Tamil Nadu di India, ataupun yang ada di Topaz Solar Farm di Amerika Serikat. Kemudian setelah kita membahas output energy yang dihasilkan mari kita berbicara efisiensi pembangkit listrik surya menurut opini saya, pembangkit ini tidak terlalu rumit dalam instalasi namun yang harus diperhatikan adalah saat pengolahan solar cell di generator di dalam generator merupakan fase terumit dalam pengolahan karena kita harus mengubah bentuk sumber panas pancaran matahari menjadi sebuah energi listrik. Kemudian kita menuju ke kekurangan apa yang dimiliki PLTS, yang pertama adalah biaya investasi pembangunan untuk sebuah Pembangkit Listrik Surya yang bisa mencapai kurang lebih 100 Juta USD, lalu mengapa bisa mahal? Yang pertama adalah pengadaan tempat, tempat yang akan ditempati instalasi tersebut harus lah tempat yang lapang dan agak jauh dari sektor pemukiman warga ataupun pabrik industri lain karena dikhawatirkan akan mengganggu kinerja PLTS, setelah masalah lokasi pembangunan kemudian yang membuat mahal dari Instalasi PLTS adalah  Kemudian di sektor kriteria pemilihan panel sel surya yang tepat dan dalam PLTS menerapkan konsep fotovoltaik menggunakan panel surya yang cenderung banyak sehingga cost production banyak dibutuhkan. Kemudian biaya perawatan panel surya yang cenderung mahal sekitar 25000 USD per minggu. Kembali ke pokok bahasan apakah cocok solar cell energy  dapat diimplementasikan secara sepenuhnya di seluruh desa di Indonesia seperti yang ada di Desa Oelpuah? Nampaknya tidak mengapa tidak? Karena karakteristik temperatur tiap desa berbeda-beda karena apabila curah hujan di suatu desa maka Instalasi Solar Cell tersebut tak akan berjalan maksimal, kemudian nampaknya kita masih mempunyai sumber energi baru dan terbarukan yang lain seperti geothermal atau panas bumi, kemudian wave energy atau energi ombak laut sektor ini merupakan sektor yang sangat kuat di Indonesia karena mengingat Indonesia memiliki lautan yang sangat luas yaitu duapertiga Indonesia adalah lautan, kemudian angin Menurut Lipi[2] Kecepatan Angin di Indonesia hanya 5.9 Meter / Detik memang angka ini merupakan angka yang cukup kurang baik untuk pembangunan sebuah pembangkit listrik tenaga angin namun apa salahnya kita memanfaatkannya dalam skala kecil, kemudian masalah lain apabila kita menerapkan solar cell energy di seluruh desa di Indonesia adalah masalah kemanan, mengingat panel surya sangat ringan untuk dibawa dan pencopotannya sangat mudah maka nampaknya panel surya tersebut akan mudah dicuri oleh oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab, jadi nampaknya hal tersebut tak cocok apabila akan diimplementasikan sepenuhnya di seluruh desa di Indonesia.

Penutup

Apabila melihat kelebihan dan kekurangan dari pembuatan Pembangkit Listrik Tenaga Surya nampaknya sumber energi ini tak cocok untuk diimplementasikan secara sepenuhnya di Indonesia, Karena mengingat kita membutuhkan lokasi luas, panel surya yang cenderung mahal, perawatan dan perawatan yang cukup mahal dan rumit. Walaupun pembangkit listrik surya yang akan kita bangun itu hanyalah skala kecil untuk kebutuhan listrik desa-desa nampaknya agak sedikit kurang cocok karena panel surya mudah dicuri, kemudian butuh sebuah perawatan yang baik agar energy output yang dikeluarkan maksimal. Dan menurut opini pribadi saya bagi desa yang mungkin memiliki sebuah aliran arus air yang cukup deras lebih baik memanfaatkannya dengan Hydropower ketimbang Solar Cell Energy atau apabila tidak memiliki aliran arus air yang kencang desa tersebut bisa menggunakan sumber energi baru dan terbarukan bisa menggunakan biogas, biomassa, ataupun energi sampah karena ketiga hal tersebut sumbernya sangat mudah digunakan dan instalasinya tergolong cukup mudah, namun desa tidak bisa berjalan begitu saja tanpa adanya bantuan pemerintah sehingga, maka peran pemerintah sangatlah berarti diharapkan pemerintah dapat mengerti keadaan di desa-desa terpelosok negeri ini terkait masalah energi, agar Indonesia ini menjadi negara yang sejahtera, dan dapat menjadi negara yang menjadi pelopor Green Energy di Asia Tenggara.

Untuk kalian yang memiliki rasa keinginintahuan yang tinggi mengenai Sumber Energi dan Mineral di Indonesia. Kalian bisa cek post-post di https://www.esdm.go.id di web resmi kementrian ESDM kalian akan menemukan informasi menarik, tulisan ilmiah, dan berita terkini mengenai sumber energi dan mineral di Indonesia. Kuy cek esdm.go.id



Referensi

[1] Simorangkir, Eduardo. 2016. “Mengintip Pembangkit Listrik Surya terbesar di RI” : https://finance.detik.com/energi/3351258/mengintip-pembangkit-listrik-tenaga-surya-terbesar-di-ri
Diakses Pada : 22 Agustus 2017, Pukul 15.00 WIB

[2] Energi LIPI. 2007. “Pengembangan Energi Angin Memungkinkan” : http://www.energi.lipi.go.id/utama.cgi?cetakartikel&1177294977
Diakses Pada : 22 Agustus 2017, Pukul 17.00 WIB

[3] Ilustrasi Gambar Cover : http://sc01.alicdn.com/kf/HTB19BxrKVXXXXaLXpXXq6xXFXXXn/Panel-Surya.jpg
Diakses Pada : 22 Agustus 2017, Pukul 17.15 WIB


Tidak ada komentar:

Posting Komentar