Apakah Indonesia Siap Menjadi Eco-Green Energy Country?
Latar Belakang
Indonesia memiliki keanekaragaman
sumber daya yang tersebar di seluruh penjuru Indonesia, dari sumber energi fosil,
hingga sumber energi baru terbarukan. Apa sih itu sumber energi fosil? Sumber
energi fosil sendiri sering disebut dengan fossil
fuels yaitu sebuah sumber energi yang berasal dari fosil baik tumbuhan
ataupun hewan, yang sudah mati jutaan tahun lalu, kemudian bangkai mereka
mengalami beberapa proses dan terkandung dalam bentuk sedimen, nah bagaimana
proses pembentukan batuan sedimen sendiri? Ada 5 tahapan yang harus dilalui
agar bisa menjadi batuan sedimen yang baik, yang pertama adalah fase
pengendapan pada fase ini suatu material terendapkan di tanah, kemudian tanah
tersebut mengalami erosi sehingga terkoyak dan terkubur makin dalam sehingga
tekanan dan suhu meningkat, kemudian transportasi yang mana material tersebut
ter transportasi dari lokasi 1 ke lokasi lain seperti contohnya kompaksi pasir
pantai mereka berada di ujung pantai kemudian ter-transportasi oleh air laut
sehingga terbawa ke tengah laut, kemudian mengalami deposisi yaitu
pengkristalan atau kompaksi secara menyeluruh oleh material, kemudian
terjadilah lithifikasi adalah fase dimana material sedimen tersebut terkompasi
dan secara perlahan dan akhirnya menjadi batuan sedimen yang baik. Kita bisa
menemukan fossil fuels di dalam source rock yang mana source rock adalah sebuah batuan sedimen
yang mengandung hydrocarbon, yang
mana hydrocarbon terbentuk dari fosil
tersebut. Lalu sesuai judul di atas mengenai apakah Indonesia siap menjadi
pelopor green energy? Sebelum kita
membahas tentang hal tersebut secara mendetail mari kita bahas tentang green energy terlebih dahulu. Menurut
Cahyono, M. Sigit[1] Secara garis besar Green Energy adalah sebuah
energi yang di produksi dari alam atau bisa kita sebut dengan natural sources yang mana pastinya green energy ini adalah sumber daya alam
yang dapat diperbarui, contoh dari green energy
adalah energi angin, geothermal,
Biomassa, Biofuels, Biodiesel, dan lain lain, sumber-sumber dari green energy biasanya bisa digolongkan
sebagai renewable energy.
Pembahasan
Di atas telah dijelaskan green energy secara garis besarnya dan
beberapa contoh dari green energy,
kemudian sekarang kita bahas green energy
secara detail, green energy sumbernya
berasal dari tumbuhan atau sesuatu hal yang berasal dari alam dan sumber energi
ini bisa diperbarui dan yang paling penting adalah sumber energi ini tidak akan
menghasilkan polutan, mencemari lingkungan, merusak ekosistem, dan sebagainya. Kemarin
kita telah membahas mengenai batu bara dan geothermal
dan kita telah mengetahui pemenangnya adalah geothermal karena memiliki dua kelebihan yaitu sources yang banyak
dan sekaligus geothermal lebih ramah
lingkungan ketimbang batu bara. Nah teman geothermal
ini juga tergolong sebagai green energy
karena geothermal memenuhi semua
kriteria green energy seperti tidak
menghasilkan polutan, tidak mencemari lingkungan ataupun tidak merusak
ekosistem. Namun apakah ada sebuah renewable
energy yang tidak masuk dalam kriteria green
energy? Terdapat satu jenis energi baru dan terbarukan atau renewable energy yang tidak tergolong
pada green energy, yaitu energi
sampah. Mengapa demikian? Karena di satu sisi energi sampah ini sebenarnya
sangat efsien dalam pengelolaan kemudian resources
yang banyak namun energi ini tidak masuk dalam kriteria green energy karena adanya polusi yang dihasilkan, apa saja polusi
yang dihasilkan oleh PLTSa akibat dari pembakaran sampah? Menurut Cahayahati,
ACJP[2] dalam artikel berjudul “Polusi Pembakaran Sampah, Seberapa
Bahaya?” di dalam artikel disebutkan macam-macam zat kimia yang dihasilkan
ketika sedang melakukan pembakaran sampah yang mana zat kimia tersebut bersifat
sebagai polutan yang mana akan merusak lingkungan dan bisa saja mencemari
lingkungan, merusak ekosistem, dan membahayakan masyarakat nah apa saja zat
kimia polutan yang muncul pada saat pembakaran sampah pada PLTSa? Yang pertama adalah
CO2, Furan, Logam Berat,
Dioksin (tidak terlalu banyak), Chlorin,
Ammonia, Cadmium dan sebagainya. Kemudian sesuai dengan judul bahasan pada
artikel kali ini, Apakah Indonesia Siap Menjadi Negara Green Energi? Jawabannya
adalah nampaknya belum, menurut ESDM Dalam HEESI (Handbook Of Energy and Economic Statistic Of Indonesia 2016)[3]
sumber energi utama di Indonesia masih dikuasai oleh sumber energi fosil yaitu
Minyak Bumi dengan persentase sebesar 30.2% , Gas Alam dengan persentase
sebesar 19.03%, dan Batu Bara dengan persentase sebesar 24.8% dengan total
semua adalah 74.14%. Hal ini memang tidak bisa kita elak memang Indonesia adalah
penghasil energi fosil yang besar dalam tiga tipe energi tersebut terutama batu
bara yang sangat melimpah terlebih lagi sangat diminati oleh pasar
internasional. Namun baru-baru ini Pemerintah sedang menggalakkan Diversifikasi
Energi yang mana hal tersebut juga mendukung gerakan green energy di Indonesia. Dan sekarang Indonesia perlahan beralih
ke energi baru dan terbarukan sebagai substituen energi fosil dengan
terbuktinya pemasok energi yang berasal dari Energi baru terbarukan mulai meningkat.
Apa saja pemasok energi terbesar dari sektor EBT? Yang pertama adalah biomassa,
kemudian disusul oleh hydropower,
lalu yang ketiga adalah geothermal. Lalu
apa sih untungnya apabila Indonesia menjadi negara mandiri dengan Green Energy?
Banyak keuntungan yang didapatkan contohnya seperti:
- Indonesia menjadi negara percontohan mengenai green energy terhadap negara lain
- Meningkatkan kualitas energi yang lebih baik
- Mengurangi polusi terutama polusi karbon yang disebabkan oleh sumber energi fossil
- Menjadikan Indonesia negara yang
Eco-Green Energy Country
- Mendapatkan beberapa penghargaan kancah Internasional
- Melestarikan ekosistem yang ada di Indonesia
- Masyarakat Indonesia menjadi lebih bijak dalam penggunaan energi
- Masyarakat Indonesia menjadi lebih tahan terhadap penyakit akibat polusi dan pencemaran karena tidak adanya polutan yang disebabkan oleh green energy
- Memanfaatkan sumber energi alam yang melimpah di Indonesia secara bijak, terstruktur, dan sistematis
Penutup
Jadi memang Indonesia sekarang ini
belum siap menjadi negara Green Energy sepenuhnya, karena Indonesia masih
mengandalkan energi fosil yang mana dibuktikan dengan persentase sebesar 74%
penggunaan energi fosil dan 26% sisanya mengandalkan EBT atau Energi Baru dan
Terbarukan, namun pada masa depan saat semua teknologi sudah ditemukan dan
dikembangkan sehingga makin canggih dalam pengelolaan energi alam, maka Indonesia
bisa saja menjadikan Green Energy sebagai pemasok utama energi di Indonesia dan
Indonesia juga bisa mendapatkan gelar sebagai Eco-Green Energi Country suatu
saat nanti. Dan harapannya apabila Indonesia berhasil menjadi sebagai Eco-Green
energi country Indonesia kan semakin
sejahtera dalam sektor energi. Salam energi!
Untuk
kalian yang memiliki rasa keinginintahuan yang tinggi mengenai Sumber Energi
dan Mineral di Indonesia. Kalian bisa cek post-post di https://www.esdm.go.id
di web resmi kementerian ESDM kalian akan menemukan informasi menarik, tulisan
ilmiah, dan berita terkini mengenai sumber energi dan mineral di Indonesia. Kuy
cek esdm.go.id
Referensi
[1] Cahyono,
M. Sigit. 2008. “Green Energi, Solusi Terbaik” : http://nasional.kompas.com/amp/read/2008/08/30/10520270/.Green.Energy.Solusi.Terbaik
Diakses
Pada 25 Agustus 2017, Pukul 10.00 WIB
[2]
Cahayahati, ACJP. 2013. “Polusi Pembakaran Sampah, Seberapa Bahaya?” : http://www.kompasiana.com/kritzel/polusi-pembakaran-sampah-seberapa-bahaya_552932ee6ea8349a088b457c
Diakses
Pada 25 Agutus 2017, Pukul 13.45 WIB
[3]
HEESI (Handbook Of Energy and Economic
Statistic Of Indonesia). Jakarta. 2016. “Handbook Of Energi and Economic
Statistic Of Indonesia”. ISSN 2528-3464. Kementerian Energi dan Sumber Daya
Mineral Republik Indonesia.
[4] Ilustrasi Cover : http://s3.amazonaws.com/digitaltrends-uploads-prod/2016/03/Wind-turbines.jpg
Diakses Pada 25 Agustus 2017, Pukul 17.03 WIB
[4] Ilustrasi Cover : http://s3.amazonaws.com/digitaltrends-uploads-prod/2016/03/Wind-turbines.jpg
Diakses Pada 25 Agustus 2017, Pukul 17.03 WIB
Tidak ada komentar:
Posting Komentar