Geothermal vs Batu Bara
Latar Belakang
Indonesia merupakan sebuah negara yang sangat kaya akan
hasil sumber daya yang melimpah baik dari sumber daya alam dan sumber daya
buatan. Sebelum lanjut ke bahasan yang lebih jauh kita harus tahu perbedaan
dari sumber daya alam dan sumber daya buatan terlebih dahulu. Yang pertama
adalah sumber daya alam, sumber daya alam yaitu adalah sesuatu sumber yang
berasal dari Alam yang merupakan pemberian dari Tuhan Yang Maha Esa yang
bertujuan untuk menyejahterakan, membantu kehidupan manusia agar lebih baik
contoh dari sumber daya alam ini adalah air, udara, dan sebagainya, asal
bersumber dari alam dan dapat diperbarui adalah sumber daya alam. Kemudian
untuk sumber daya buatan hampir serupa seperti sumber daya alam namun sumber
tersebut merupakan modifikasi sumber daya alam yang dijadikan seolah-olah
layaknya sumber daya alam, contohnya seperti budidaya ikan di kolam, yang
dibudidayakan adalah ikan yang mana ikan adalah sumber daya alam yang kemudian
kita modifikasi dengan cara membudidayakan dan tujuannya adalah agar kita dapat
menjaga kelestarian dari ikan tersebut. Kemudian setelah kita membahas tentang
sumber daya mari kita bahas mengenai geothermal dan batu bara sesuai judul yang
akan kita bahas. Kemarin kita telah mempelajara mengenai apa itu goethermal,
bagaimana asal mula terbentuknya, bagaimana cara pemanfaatannya dan sebagainya.
Kemudian sekarang kita akan membahas mengenai batu bara, batu bara atau yang
sering disebut sebagai coal adalah sebuah sumber daya alam yang berasal dari
batuan sedimen yang memiliki kandunga hydrocarbon yang berasal dari sisa-sisa
fosil baik itu tumbuhan atau hewan yang terendapkan selama berjuta-juta tahun. Menurut
Bukit Asam[1] Batu bara sendiri memiliki klasifikasinya berdasar
pada kualitas batu bara tersebut diantaranya:
- Lignit/ Brown Coa : Warna batu bara ini berwarna kecoklatan, kandungan air dalam batu bara ini masih terbilang tinggi, kandungan karbon padatan rendah, kandungan unsur karbon terbang tinggi, mudah teroksidasi, daya panas rendah
- Subbituminous – Bituminous : warna hitam, material terkompasi secara baik, kandungan air sedang cenderung ke sedikit, karbon padat sedang, karbon terbang sedang, kemudian agak sulit untuk teroksidasi, daya panas yang dihasilkan mediocre
- Antrasit : warna hitam mengkilat, terkompasi menyeluruh dan kuat, kandungan air rendah, kandungan karbon padat tinggi, karbon terbang rendah, relatif sulit teroksidasi, daya panas yang diantarkan sangat bagus, sangat panas, dan efisien
- Gambut material belum terkompaksi secara menyeluruh, kemudian dari segi kandungan air di dalam batu bara jenis peak masih banyak kandungan airnya, tingkat kandungan karbon padat sangat rendah, kemudian dari segi kandungan unsur karbon terbang jumlahnya sangat tinggi, mudah teroksidasi, sehingga dari aspek-aspek diatas maka hasil pembakaran dari batu bara jenis gambut ini sangat rendah, daya panas yang dihasilkan sangat rendah.
Diatas merupakan klasifikasi mengenai batu bara secara
kualitas, kemudian kita akan membahas sesuai judul yang sudah dipaparkan
mengenai perbandingan penggunaan geothermal dan batu bara dalam pembangkit
listrik
Pembahasan
Geothermal dan Batu bara sejatinya adalah sumber penggerak
utama dari sebuah PLTU namun dari sumber energi ini Batu Bara lah yang masih
sering digunakan karena dari segi deveolopment dan cost prodcution geothermal
sangatlah mahal, sekalipun Indonesia merupakan pemroduksi geothermal terbesar
di dunia namun geothermal di Indonesia tidak bisa dimanfaatkan sepenuhnya
karena beberapa reservoir sendiri terletak di beberapa kawan hutan lindung
konservasi ataupun cagar alam yang mana kita tidak bisa melakukan production
ataupin proccesing di daerah tersebut karena ada undang-undang yang mengatur
tentang proses eksplorasi tambang dan sumber energi di sektor hutan lindung dan
cagar alam. Sehingga batu bara masih menjadi andalan sumber energi Pembangkit
Listrik Tenaga Uap di Indonesia. Kita tahu juga bahwa Menurut Dickson[2]
dalam artikel “10 Negara Penghasil Batu Bara Terbesar di Dunia” di dalam
artikel tersebut disajikan beberapa data yang mengenai jumlah produksi batu
bara di beberapa negara, kemudian untuk Indonesia sendiri menempati urutan ke-3
dengan jumlah produksi sebesar 281 Juta Ton, Konsumsi batu bara di Indonesia
sendiri menunjukkan angka 60.8 Juta Ton. Rata-rata batu bara di Indonesia di
gunakan sebagai bahan pembangkit generator melalui uap untuk menjalankan
generator. Lalu yang mana lebih baik Geothermal atau Batu Bara? Mari kita ulas
bersama. Yang pertama akan kita bahas adalah batu bara, kita tahu bahwa batu
bara merupakan golongan bahan bakar fossils yang berasal dari fossil-fossil
hewan atau tumbuhan yang sudah mati jutaaan tahun lalu, di atas telah
dijelaskan kandungan karbon dari beberapa jenis-jenis batu bara, dan rata-rata
batu bara memiliki kandungan karbon yang tinggi. Kemudian segi resources batu bara memang mudah di
dapatkan di Indonesia karena jumlah batu bara cukup banyak di Indonesia. Namun apakah
kalian tahu apakah dampak yang dihasilkan oleh penggunaan batu bara sebagai
pembangkit listrik? Menurut Hasan, Akhmad Muawal[3] dalam artikel
berjudul “Indonesia Pengekspor Batu Bara Terbesar di Dunia” di artikel tersebut
dikatakan bahwa dalam pengolahan energi bersumber batu bara akan menghasilkan
beberapa polusi-polusi yang dapat menyebabkan pencemaran lingkungan yang
contohnya seperti NOx dan SO3. Yang mana polutan ini akan
menyebabkan pencemaran udara dan akan menimbulkan beberapa penyakit apabila
terdapat warga sekitar yang tinggal di daerah PLTU tersebut. Namun apabila kita
bandingkan Batu Bara dengan Geothermal, Geothermal menang telak di dalam
“tingkat kebersihan” yang mana geothermal tidak menimbulkan polutan yang
berbahaya bagi manusia, geothermal dalam proses pengolahan hanya akan
mengeluarkan uap panas sehingga potensi pencemaran lingkungan tidak ada, hanya
saja lingkungan PLTP atau Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi tersebut
cenderung agak panas karena luapan-luapan asap panas yang berasal dari dalam
bumi namun tidak membahayakan. Namun apabila kita melihat dari sudut pandang keekonomisan,
Batu Bara adalah juaranya dari segi resources kita melimpah, cost production
tidak semahal geothermal, eksplorasi yang mudah, namun ada satu catatan bahwa
batu bara memiliki potensi kepunahan apabila dieksploitasi secara terus menerus
yang mana batu bara ini adalah sumber daya alam tak terbarukan sehingga mungkin
suatu saat akan habis. Di satu sisi geothermal memang sumber daya terbarukan
dan mungkin akan selalu ada karena geothermal bergantung pada aktivitas bumi
yang mana itu akan selalu tersedia, namun di aspek cost production, perawatan,
biaya eksploitasi akan lebih mahal. Namun apa guna energi yang efisien, cost
production murah apabila akan membahayakan negeri dan masyrakatnya sendiri,
lebih baik mencari sumber energi alternatif yang memang bisa menyejahterakan
masyarakatnya namun tetap ekonomis, resources melimpah, dan tidak membahayakan
lingkungan dan warganya, contohnya seperti PLTSa, Hydropower, Wind Energi, Wave
Energi dan sebagainya
Penutup
Jadi, apabila kita menyandingkan kedua sumber energi ini
memang akan menemui beberapa kelebihan dan kekurangan, namun mana yang lebih
baik? Menurut opini saya apabila dilihat dari segi resources, dan bahan
buangannya tetap yang juara adalah Geothermal mengapa? Karena resources
geothermal di Indonesia nomor satu di Dunia kemudian dari segi bahan buangan
atau polusi geothermal lebih ramah lingkungan dibandingkan dengan batu bara
karena geothermal hanya memancarkan asap panas dan kandungannya CO2
sehingga tidak membahayakan, sedangkan di satu sisi batu bara memang murah dari
cost production, namun apabila kita melihat dari kaca perspektif lingkungan,
polutan dari batu bara ini sangat berbahaya dan memang sempat beberapa kali
terjadi demo tentang PLTU Batu Bara ini karena melakukan pencemaran di lingkungan
sekitar. Namun apabila geothermal belum dapat dioptimalkan di Indonesia
mengingat beberapa reservoir geothermal sendiri terdapat di wilayah konservasi
dan hutan lindung, kita bisa mencoba beralih ke energi alternatif yang ramah
lingkungan dan lebih murah dalam produksinya seperti wave energy dan
Hydropower. Sehingga dihimbau untuk masyarakat agar bisa menggunakan energi
sebijak mungkin agar negara ini bisa sejahtera dalam sektor energi, dan apabila
kita bijak dalam menggunakan energi, secara tak langsung kita mendukung gerakan
pemerintah dalam diversifikasi energi yang mana tujuannya adalah mencapai
kesejahteraan energi yang ramah lingkungan lebih lagi dapat menjadi pionir
eco-energy di Dunia. Salam energi! Salam Eco-Energi
Untuk kalian yang memiliki rasa keinginintahuan yang tinggi mengenai Sumber Energi dan Mineral di Indonesia. Kalian bisa cek post-post di https://www.esdm.go.id di web resmi kementrian ESDM kalian akan menemukan informasi menarik, tulisan ilmiah, dan berita terkini mengenai sumber energi dan mineral di Indonesia. Kuy cek esdm.go.id
Referensi
[1] PTBA (Bukit Asam). 2014. “Jenis-Jenis Batu Bara” : http://www.ptba.co.id/id/knowledge/index/4/jenis-jenis-batubara
Diakses Pada 22 Agustus 2017, Pukul 13.00 WIB
[2] Dickson. Tahun Tidak Diketahui. “http://ilmupengetahuanumum.com/10-negara-penghasil-batu-bara-terbesar-di-dunia/
Diakses Pada 22 Agustus 2017, Pukul 15.19 WIB
[3] Hasan, Akhmad Muawal. 2016. “Indonesia Pengekspor Batu
Bara Terbesar di Dunia” : https://tirto.id/indonesia-pengekspor-batu-bara-terbesar-di-dunia-bnYA
Diakses Pada 22 Agustus 2017, Pukul 17.23 WIB
[4] Ilustrasi Gambar https://www.desmog.ca/sites/beta.desmogblog.com/files/blogimages/geothermal.jpg
Tidak ada komentar:
Posting Komentar