Potensi Angin Sebagai Renewable Energy di Indonesia
Latar Belakang
Kita tahu bahwa baru-baru ini pemerintah sedang menggalakkan
program diversifikasi energi yang mana program ini bertujuan untuk menggantikan
fossils energy yang dinilai menurun angka
keekonomisannya dan di sisi lain tujuan ini bertujuan untuk menjaga kestabilan
ketahanan energi di Indonesia dan juga sebagai langkah untuk mendapatkan depletion premium yang mana arti dari depletion premium adalah sebuah dana
yang digunakan untuk pengembangan sumber daya tidak terbarukan untuk
diinvestasikan dan fungsinya adalah mengganti sumber daya yang yang telah
digunakan saat ini dan nilainya sebanding di masa mendatang. Lalu apa guna dari
depletion premium? Gunanya adalah
menjaga sumber daya sekarang yang ada dan yang kita ekplorasi, eksploitasi, dan
di produksi agar bisa dinikmati juga kepada anak cucu kita kelak di masa depan
yang mendatang. Kemudian pada artikel ini akan dipaparkan mengenai bagaimana
potensi angin sebagai renewable energi
di Indonesia, apakah akan mendatangkan dampak baik? Atau malah sebaliknya, mari
kita ulas dalam artikel nanti di sesi pembahasan. Tujuan ditulisnya artikel ini
selebihnya untuk pemaparan mengenai renewable
energy terutama yang sumbernya dari angin dan dalam artikel ini nanti kita
akan melihat dari berbagai perspektif apakah Angin ini cocok sebagai renewable energy yang dikembangkan
secara massive. Kalau kita berkaca
kepada HEESI (Handbook of Energy and Economic Stastic Indonesia) 2016[1]
Energi Indonesia masih di dominasi oleh
sektor Fossils Energy dengan persentase sebagai berikut (berdasar
pada statistik riset tahun 2015), Minyak Bumi
dengan persentase sebesar 31.49% , Gas Alam dengan persentase sebesar 19.04%,
dan Batu Bara dengan persentase sebesar 24.82% dengan total semua adalah 75.35%. Memang
tak bisa dipungkiri bahwa Indonesia memang penghasil terbesar dari tiga sumber
energi tersebut, namun perlahan Indonesia juga melakukan eksploitasi terhadap renewable energy berikut adalah
persentase dari produksi dan penggunaan renewable
energy, Biomassa dengan persentase sebesar 21.05%, kemudian Hydropower dengan
persentase sebesar 2.36%, lalu ada Geothermal dengan persentase sebesar 1.11% ,
kemudian yang terakhir ada Biofuel dengan persentase sebsar 0.13%. Kemudian
kemana renewable energy yang
lain yang ada di Indonesia? Sisanya terdapat Solar Cell Energy, kemudian Wind
Energi atau energi angin dengan persentase yang rendah sehingga tidak
dimasukkan ke dalam list. Jadi apakah energi angin ini penggunaannya masih
sedikit di Indonesia? Mari kita ulas bersama di pembahasan
Pembahasan
Dengan pokok bahasan energi angin sebagai pembangkit listrik
di Indonesia apakah berpotensi atau tidak? Sebenarnya tergantung penempatan dan
pemanfaatannya. Apakah di Indonesia pemanfaatan energi angin atau wind energy sangat dikembangkan? Menurut
opini pribadi saya energi angin atau wind
energy ini belum sepenuhnya dikembangkan secara baik, karena mungkin saja
pemerintah merasa masih ada sumber energi baru dan terbarukan yang masih bisa
dioptimalkan seperti hydropower dan geothermal. Mengapa demikian? Karena sejatinya
curah angin atau kekuatan hempasan angin di Indonesia ini kurang memadai untuk
sektor pembangkit litrik energi bayu karena Menurut LIPI[2] dalam
artikel berjudul “Pengembangan Energi Angin Memungkinkan” di dalam artikel
tersebut dikatakan bahwa kecepatan rata-rata angin di Indonesia hanya mencapai
dibawah 5.9 Meter/Detik yang mana kecepatan angin di Indonesia ini
dimanfaatakan sebagai pembangkit listrik di Indonesia nampaknya akan kurang
efisien, dan tentu kurang dalam segi keekonomisannya. Namun jangan khawatir
kawan ternyata di Indonesia ada juga daerah yang memiliki kecepatan angin
melebihi rata-rata, dalam artikel LIPI tersebut dipaparkan tentang peta potensi
angin yang dibuat oleh LAPAN (Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional)
memaparkan bahwa ada 120 lokasi yang memiliki kekuatan angin melebihi rata-rata
di Indonesia yang besarnya mencapai lebih dari 5.5 meter/ detik lokasi tersebut
tersebar di Nusa Tenggara Timur, Nusa Tenggara Barat, Sulawesi Selatan, Selatan
Pantai Jawa. Beberapa daerah tersebut akan dijadikan lokasi Pembangkit Listrik
Tenaga Bayu, lalu bagaimana lokasi yang hanya memiliki kecepatan angin sebsar 4
meter/detik hingga 5 meter/detik? Tetap akan dijadkan sebagai pembangkit
listrik tenaga bayu atau angin namun untuk skala kecil atau skala rumahan saja
karena output energi yang dikeluaran
hanya mencapai 10-100 Kilowatt sehingga cocok sekali untuk skala rumahan. Bukan
hanya itu saja kawan, untuk kecepatan angin yang rendah sekalipun tetap
dimanfaatkan semaksimal mungkin, contohnya seperti kincir angin yang ada di
Indramayu, Jawa Barat yang terdapat sekitar kurang lebih 40 Kincir Angin (Data
2007) nah kincir angin tersebut digunakan untuk penggunaan pompa air sehingga
kita tidak memerlukan daya listrik untuk pompa air, hanya dengan memanfaatkan
angin yang ada. Walau kecepatan angin yang ada di Indramayu hanya mencapai 3
meter/detik namun dimanfaatkan sebagai pompa pengairan kebun, dengan investasi
60 juta, maka kita sudah dapat membuat pompa air pengairan tanpa membutuhkan
listrik tambahan, dengan kecepatan angin yang kurang dari 3 meter/detik ini
kita bisa memompa air sebesar 2.7 meter kubik dalam satu jam. Kincir angin ini
dinamakan EGRA (Energi Gratis). EGRA ini sangat berjasa bagi petani di
Indramayu, berkat Kincir Angin EGRA dapat mengari perkebunan mangga yang
luasnya mencapai 10 Hektar dan biasanya sebelum menggunakan EGRA, para petani
biasanya menggunakan diesel untuk pompa aiar yang mana membutuhkan solar dan
biayanya sangat mahal untuk satu hari pengairan bisa menghabiskan dana sekitar
132.000 Rupiah dan sekarang berkat Kincir angin EGRA biaya yang dikeluarkan
hanya sebesar 500.000 rupiah dalam satu tahun dan hanya untuk biaya pemeliharaan
kincir angin. Dengan data yang disampaikan di atas memang benar adanya, Indonesia
sekarang memiliki PLTB Terbesar di Indonesia lokasinya di Makassar, Sulawesi
berarti dengan hal ini benar adanya data tentang potensi angin yang dibuat oleh
LAPAN mengenai potensi angin yang cocok. Menurut ANTARA[3] dalam
artikel berjudul “PLTB Sidrap Akan Menjadi Pembangkit Listrik Tenaga Bayu
Terbesar di Indonesia” dalam artikel tersebut dikatakan bahwa PLTB ini akan
menghasilkan output energi sebesar 70 Megawatt dengan proses pembangunan akan
selesai di akhir 2018, sekarang ini sedang proses pembangunan. Dan artikel
tersebut dikuatkan dengan artikel dari Tribun Makassar, Menurut Mulyadi[4]
dalam artikel berjudul “Tower Kincir Angin PLTB Sidrap Mulai Dikirim, Ini
Tanggal Tibanya” dikatakan bahwa tower PLTB dan turbin akan segera datang di
Makassar yang mana artinya, Era PLTB akan semakin dekat, dan semoga dengan
adanya PLTB ini akan menyejahterakan rakyat Indonesia di Sektor Energi.
Penutup
Jadi setelah kita mengerti tentang definisi umum tentang energi
bayu, kemudian proses ekplorasi, hingga dapat dinikmati masyarakat kita harus
bisa menganalisis apakah energi angin ini di Indonesia berpotensi bagus atau
tidak? Namun menurut opini saya dan beberapa penguat argumen seperti makalah,
dan berita saya menyimpulkan bahwa energi angin di Indonesia ini sangat
berpotensi, memang benar adanya bahwa kecepatan angin di Indonesia rata-rata
kurang dari 5.9 meter/detik namun bukan berarti bahwa lokasi yang memiliki
kecepatan angin di Indonesia tidak bisa dimanfaatkan, EGRA adalah salah satu
contoh pemanfaatan energi angin dengan memperhatikan aspek pengabdian
masyarakat dengan membantu petani mangga dalam pengairan kebun, nah untuk
lokasi yang memiliki kecepatan angin di atas rata-rata seperti Nusa Tenggara Timur,
Nusa Tenggara Barat, Sulawesi Selatan, Pesisir Pantai Selatan Jawa bisa
dimanfaatkan sebagai Pembangkit Listrik Tenaga Bayu skala besar dan tentunya
hal ini adalah gerakan mendukung program pemerintah yaitu diversifikasi energi
dan tentunya dapat menyejahterakan. Jadi intinya Energi angin di Indonesia sangat
berpotensi baik dari segala sektor, semua tergantung bagaimana lokasi dan
penempatan dari pemanfaatan energi angin tersebut. Salam Energi!
Untuk
kalian yang memiliki rasa keinginintahuan yang tinggi mengenai Sumber Energi
dan Mineral di Indonesia. Kalian bisa cek post-post di https://www.esdm.go.id
di web resmi kementerian ESDM kalian akan menemukan informasi menarik, tulisan
ilmiah, dan berita terkini mengenai sumber energi dan mineral di Indonesia. Kuy
cek esdm.go.id
Referensi
[1]
HEESI (Handbook Of Energy and Economic
Statistic Of Indonesia). Jakarta. 2016. “Handbook Of Energi and Economic
Statistic Of Indonesia”. ISSN 2528-3464. Kementerian Energi dan Sumber Daya
Mineral Republik Indonesia.
[2]
LIPI. 2007. “Pengembangan Energi Angin Memungkinkan” : http://www.energi.lipi.go.id/utama.cgi?cetakartikel&1177294977
Diakses
Pada, 27 Agustus 2017, Pukul 12.29 WIB
[3]
Antara. 2017. “PLTB Sidrap Akan Menjadi Pembangkit Listrik Tenaga Bayu
Terbesar di Indonesia” : http://www.beritasatu.com/nasional/444359-pltb-sidrap-akan-jadi-pembangkit-listrik-tenaga-bayu-terbesar-di-indonesia.html
Diakses Pada, 27 Agustus 2017 Pukul 13.22 WIB
[4] Mulyadi. 2017. “Tower Kincir Angin PLTB Sidrap Mulai
Dikirim, Ini Tanggal Tibanya” : http://makassar.tribunnews.com/2017/08/15/tower-kincir-angin-pltb-sidrap-mulai-dikirim-ini-tanggal-tibanya
Diakses Pada, 27 Agustus 2017, Pukul 14.07 WIB
[5] Ilustrasi Cover : https://sgimage.detik.net.id/community/media/visual/2017/06/23/b05fbeb3-0a81-4f44-91a6-f18c89929366.jpg?a=1
Diakses Pada, 27 Agutus 2017, Pukul 16.45 WIB
Tidak ada komentar:
Posting Komentar